More

    Apa Itu Teknologi Microservices? Arti, Contoh, dan kelebihan

    Belakangan banyak dibahas tentang microservice atau microservices. Tidak sedikit orang yang kurang paham tentang istilah tersebut. Padahal sejatinya, microservices ada disekitar kita dan dipakai dalam keseharian. Apa itu teknologi microservices? Apa saja contoh dan kelebihannya? Penjelasan lebih rinci akan dibahas di bawah ini.

    Microservice Sudah Diadopsi Oleh Banyak Perusahaan

    Apakah Anda merupakan pengguna aplikasi film streaming seperti Netflix? Jika benar, artinya sudah pernah menggunakan teknologi microservices.

    Sebuah survei yang dilakukan oleh 950 responden dari berbagai organisasi sejak Desember 2020 hingga Januari 2021 menunjukkan jika 85% dari mereka sudah mengadopsi microservices dalam pengembangan aplikasinya.

    Dari data tersebut menunjukkan bahwa microservice menjadi pendekatan yang paling efektif untuk membangun aplikasi. Salah satu alasannya adalah microservices architecture memang memungkinkan perusahaan startup dapat melayani konsumen dengan baik walaupun secara virtual sekalipun.

    Apa Itu Teknologi Microservice?

    Lalu, apa itu teknologi microservices? Secara sederhana microservices adalah desain arsitektur untuk membuat sebuah aplikasi yang di dalamnya terdiri dari berbagai unit layanan tersendiri namun tetap saling terhubung. Nantinya, setiap unit layanan yang ada dalam aplikasi tersebut akan menjalankan fungsi berbeda dan tetap mendukung satu sama lain.

    Pada umumnya, untuk membuat setiap fitur dalam aplikasi tetap terhubung, pengembang aplikasi menggunakan API.

    Kalau diibaratkan microservices itu seperti pembuatan rumah. Di dalam rumah tersebut akan dibuat juga bangunan-bangunan kecil yang memiliki fungsi sendiri-sendiri mulai dari dapur, kamar tidur, toilet, dan seterusnya.

    Nah, begitu juga aplikasi, apabila Anda ingin mengubah sesuatu bagian dalam aplikasi tersebut, Anda bisa langsung fokus pada itu saja. Perubahan yang akan dilakukan tidak akan berpengaruh pada bagian lain.

    Lebih mudahnya adalah teknologi microservices sama dengan membangun aplikasi dalam aplikasi.

    Contoh lain adalah super-app seperti aplikasi belanja online Shopee. Jika Anda buka aplikasi tersebut ternyata bukan hanya aplikasi jual beli produk saja bukan? Di dalamnya juga ada jenis layanan lainnya seperti Shopee Food, ShopeePay, dan sebagainya.

    Menariknya, istilah microservices sebetulnya telah muncul sejak tahun 2005, saat Dr. Peter Rodger membahas micro-web-service dalam sebuah konferensi yang membahas seputar cloud computing. Hingga kini, teknologi ini bahkan sudah diadopsi oleh sebagian besar perusahaan.

    Karakteristik Microservices

    Setelah mengetahui apa itu teknologi microservices, kini saatnya membahas tentang karakteristiknya. Beberapa karakteristik pendekatan microservices meliputi:

    1. Memiliki Banyak Komponen

    Dalam pengembangannya, teknologi microservices akan melibatkan sejumlah komponen dalam suatu sistem. Mulai dari server, produk, database, dan sebagainya.

    Seperti yang disinggung sebelumnya, para pengembang umumnya menggunakan REST API untuk menghubungkan setiap unitnya. Jadi, mereka bisa melakukan lebih banyak inovasi dan evaluasi pada setiap komponen secara terpisah tanpa mengubah aplikasi utama secara keseluruhan.

    2. Routing yang Sederhana

    Routing sendiri merupakan proses mengarahkan permintaan dari satu layanan ke layanan lain dalam arsitektur microservices. Aktivitas routing yang sederhana tersebut bertujuan untuk memastikan alur kerja menjadi efisien dan lancar.

    Contohnya seperti perusahaan yang ingin mengembangkan fitur baru terhadap satu aplikasi. Maka disini, pengguna masih bisa mengakses aplikasi tersebut tanpa mengalami gangguan karena adanya routing sederhana tersebut.

    3. Mudah Beradaptasi, Fleksibel, dan Makin Berkembang

    Microservice memang sengaja dirancang mudah beradaptasi dengan perubahan bisnis dan teknologi. Hal ini membuat pengembang dapat melakukan penyesuaian maupun merubah komponen-komponen secara independen tanpa berpengaruh pada sistem secara keseluruhan.

    Contohnya tim pengembang bisa langsung memperbarui layanan tanpa perlu menunggu keseluruhan aplikasi di-deploy. Untuk selanjutnya, komponen-komponen tersebut dapat di-scale up secara independen sesuai kebutuhan.

    4. Digunakan Untuk Kebutuhan Bisnis

    Jika ada yang tanya tentang apa itu teknologi microservices, Anda bisa menjawab merupakan solusi ideal untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang terus berkembang dan berubah. Artinya, dengan teknologi ini memungkinkan pengguna dapat mengelola setiap unit service sehingga bisnis berjalan lebih optimal.

    Contohnya saja ada 2 unit service yang memiliki fokus berbeda. Microservices bisa membuat kedua unit dikembangkan secara bersamaan. Pengguna jadi lebih fokus dan cepat mencapai tujuan bisnis.

    5. Desentralisasi

    Microservice juga memiliki karakteristik desentralisasi yang artinya setiap komponen dapat beroperasi secara independen. Dengan adanya karakteristik tersebut, memungkinkan pengembang bekerja mandiri atau bekerja sama dengan pihak lain.

    Hal ini jugalah yang membuat banyak perusahaan pengembang akhirnya mempertimbangkan untuk menggunakan microservices dalam aplikasi mereka.

    Kelebihan Microservices

    1.     Bebas Memilih Teknologi

    Microservices akan memungkinkan pengembang memilih teknologi yang paling sesuai berdasarkan kebutuhan spesifik setiap layanan. Beberapa yang sering digunakan yaitu Laravel, Docker serta Kubernetes. Di sini pengembang dapat menghadirkan fitur baru dengan cepat tanpa terhambat batasan teknologi tertentu.

    2. Error Isolator Makin Mudah

    Teknologi ini diketahui memiliki error isolator yang mudah, artinya kesalahan pada satu layanan tidak akan langsung berpengaruh pada layanan lainnya. Pengguna bisa menangani error secara cepat dan fitur lain tidak akan terpengaruh sama sekali.

    3. Maintenance Lebih Mudah

    Microservices dibuat dengan struktur terpisah sehingga membuat maintenance bisa dilakukan lebih mudah. Dengan begitu, pengguna bisa fokus pada pemeliharan dan pembaharuan pada sektor layanan tertentu. Selain itu, resiko downtime berkurang, terjadi peningkatan keamanan serta pembaharuan fitur dapat dilakukan secara konsisten.

    4. Leluasa Untuk Upgrade

    Adanya microservices pun dapat memudahkan pengguna untuk selalu melakukan upgrade sistem, khususnya menambah sumber daya. Anda juga bisa mengupgrade layanan tertentu saja. Misalnya menambah resource web server untuk layanan X karena sedang diminati user dan sebagainya.

    5. Kecepatan Pengembangan

    Adanya microservice memungkinkan tim pengembang bisa fokus pada bagian yang berbeda secara bersamaan. Hal ini tentu dapat mempercepat proses pengembangan aplikasi secara keseluruhan.

    Contoh Microservices

    1. Amazon

    Merupakan e-commerce dengan total kurang lebih 300 juta pengguna aktif dan 1,0 juta merchant. Sebelumnya, Amazone masih menggunakan monolith namun seiring peningkatan jumlah konsumen dan kebutuhan bisnis, sekarang telah beralih ke microservices.

    Amazone mempunyai banyak tim pengembang yang terpisah untuk mengelola fitur-fitur dalam aplikasi seperti tombol beli, kalkulator pajak, dan sebagainya. Amazon juga memiliki tim khusus untuk menyerahkan kewenangan pengembangan pada mereka agar lebih fokus berbagai masalah detail.

    2. Netflix

    Layanan streaming film ini juga menggunakan microservices. Ada layanan yang khusus mengatur rekomendasi film, menangani pembayaran, dan ada pula yang mengurus sistem pencarian film.

    3. Gojek/Grab

    Aplikasi ini memiliki layanan terpisah dengan berbagai layanan yatu untuk pesan kendaraan, pesan makanan, pembayaran digital, dll. Setiap layanan berjalan sebagai microservices.

    4. Spotify

    Aplikasi mendengarkan musik online seperti Spotify juga menggunakan microservices. Mereka beralih pada teknologi tersebut agar dapat mengikuti persaingan antar layanan streaming lainnya.

    Jenis aplikasi seperti ini membutuhkan inovasi yang cepat dan perkembangan terus menerus. Jadi, microservice adalah arsitektur yang tepat untuk digunakan. Sama seperti aplikasi microservices lainnya, Spotify juga memiliki tim khusus untuk mengelola fitur tertentu. Contohnya ada yang mengatur sugesti pencarian, koleksi lagu dan sebagainya.

    Itu dia tadi pembahasan tentang apa itu teknologi microservice. Ada juga penjelasan tentang beberapa karakteristik, kelebihan dan contoh-contohnya. Sekarang Anda mungkin makin paham jika microservices sebenarnya sudah sangat dekat dengan kita.

    Recent Articles

    spot_img

    Related Stories

    Leave A Reply

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Stay on op - Ge the daily news in your inbox