Pembangkit Listrik Tenaga Angin, yang mempunyai sebutan lain PLT Angin atau PLT Bayu (PLTB) adalah salah satu sumber energi berkelanjutan yang kian diminati di zaman modern dan serba canggih seperti sekarang ini. Adapun, bagaimana cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin juga cukup menarik, karena mengandalkan tenaga angin dan baling-baling.
Secara sederhana, kincir angin bergerak karena mendapatkan energi dari angin, lalu mengalir ke baling-baling yang terdapat pada generator yang ada di sisi belakang kincir. Proses ini kemudian akan mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi listrik.
Bagaimana Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin?
Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau tenaga bayu bermula dari gerakan angin yang bersentuhan dengan turbin angin atau baling-baling. Turbin atau baling-baling ini tersusun dari bilah-bilah yang terpasang pada sumbu sebagai pusatnya.
Saat tenaga angin menyentuh baling-baling atau turbin, energi kinetik yang berasal dari angin tadi akan memberikan gerak memutar pada turbin. Perlu diketahui bahwa turbin ini adalah komponen paling utama yang bertugas untuk mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik.
Energi mekanik yang berasal dari turbin selanjutnya akan mengalir menuju ke generator. Di dalam generator, energi mekanik akan diubah menjadi energi listrik. Biasanya, generator yang dipakai untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah jenis generator sinkron yang terdiri dari rotor dan stator.
Rotor yang terkoneksi dengan turbin kemudian akan berputar, menciptakan medan magnet yang dinamis pada strator. Selanjutnya, perubahan medan magnet akan membentuk arus listrik yang nantinya dialirkan menuju ke sistem elektrikal atau kelistrikan.
Faktor yang Memengaruhi Besar Energi Listrik yang Dihasilkan oleh PLT Angin
Ada beberapa faktor yang memengaruhi jumlah energi listrik yang dihasilkan dari PLT Angin, di antaranya:
1. Kincir (Rotor)
Kincir turbin atau rotor memiliki jenis yang cukup variatif, dan diameternya berbanding lurus dengan daya listrik. Jadi, semakin besar ukuran diameter rotor, maka semakin besar juga energi listrik yang dihasilkan.
2. Kecepatan Angin
Selain itu, jumlah energi listrik yang dihasilkan oleh PLT Angin juga dipengaruhi oleh kecepatan angin. Semakin cepat angin, maka rotor akan berputar semakin kencang untuk menggerakkan generator.
3. Jenis Generator
Tidak hanya kincir, generator juga mempunyai jenis dan karakteristik yang tidak sama. Umumnya, jenis generator yang bisa dipakai untuk konversi energi angin yaitu generator yang bisa menciptakan arus listrik untuk putaran yang rendah.
Listrik yang terbentuk dari konversi energi angin dapat bekerja lebih optimal di siang hari, ketika angin berhembus lebih kencang daripada malam hari. Sementara itu, pemakaian listrik umumnya akan mengalami peningkatan di malam hari.
Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Terdapat beberapa elemen dari Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang perlu diketahui, antara lain:
1. Sistem Kendali atau Kontrol
Tidak hanya generator dan turbin, cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin turut melibatkan beberapa elemen penting, salah satunya yaitu sistem kendali atau kontrol. Sistem ini memainkan peran penting dalam mengelola kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Misalnya, mengatur kecepatan putar yang optimal dari turbin dan memastikan bahwa proses pembentukan energi listrik berlangsung stabil. Selain itu, sistem kendali juga harus bisa mengamati keadaan cuaca, kecepatan angin, dan mengatur posisi turbin supaya sesuai dengan arah angin yang tepat.
2. Sistem Transmisi
Selanjutnya, ada sistem transmisi atau sistem penyaluran. Setelah generator menghasilkan energi listrik, tahapan berikutnya adalah penyaluran energi listrik ke jaringan listrik atau konsumen.
Adapun, komponen yang termasuk dalam sistem transmisi ini adalah jaringan kabel, trafo, dan peralatan penunjang lainnya. Trafo memainkan peran penting untuk meningkatkan tegangan listrik sehingga bisa didistribusikan lewat jaringan kabel dengan meminimalisir kerugian daya.
3. Sistem Pengendali Pitch
Pembangkit Listrik Tenaga Angin juga memanfaatkan sistem pengendali pitch atau kontrol sudut baling-baling. Sistem ini bertugas untuk mengatur tingkat kemiringan baling-baling supaya bisa menghasilkan kerja turbin yang lebih optimal, sesuai dengan arah angin dan kecepatan. Dengan mengubah tingkat kemiringan dari baling-baling, Pembangkit Listrik Tenaga Angin bisa menciptakan energi listrik yang tidak hanya efisien, tetapi juga stabil.
Secara keseluruhan, memahami komponen dan cara kerja pembangkit listrik tenaga angin memberikan wawasan penting tentang bagaimana energi angin diubah menjadi listrik yang selanjutnya dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Setiap komponen juga memiliki peran penting dalam mengoptimalkan konversi energi angin menjadi tenaga listrik.
Proses kerja yang ramah lingkungan ini tidak hanya menghasilkan energi terbarukan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Hal ini menjadikannya solusi yang berkelanjutan untuk kebutuhan energi masa depan.